Menjaga silaturahmi adalah salah satu ajaran yang sangat ditekankan dalam Islam. Bahkan, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa menyambung hubungan baik antar manusia bukan hanya membuat hidup lebih tenang, tetapi juga membawa keberkahan, melapangkan rezeki, hingga memanjangkan umur. Di tengah kesibukan dan gaya hidup modern yang serba individualis, nilai silaturahmi ini justru semakin relevan untuk dipahami dan diamalkan.
Silaturahmi bukan sekadar berkunjung saat hari raya. Jangkauannya jauh lebih luas, yaitu menjaga hubungan keluarga, sahabat, tetangga, rekan kerja, hingga hubungan sesama muslim secara umum. Islam menempatkan silaturahmi sebagai fondasi keutuhan sosial, karena hubungan manusia yang baik akan menciptakan masyarakat yang harmonis dan saling membantu.
Makna Menjaga Silaturahmi dalam Islam
Secara bahasa, silaturahmi berasal dari dua kata, yaitu silah yang berarti menghubungkan, dan rahim yang merujuk pada hubungan keluarga dari satu rahim (keturunan). Dalam konteks syariat, maknanya meluas menjadi upaya menjaga hubungan baik, memperkuat ikatan batin, dan menebarkan kebaikan kepada sesama.
Islam mengajarkan bahwa hubungan manusia bukan hanya urusan sosial, tetapi juga ibadah yang mendatangkan pahala. Bahkan dalam beberapa riwayat, termasuk Hadits Tentang Senyum dimana Rasulullah SAW menegaskan bahwa senyum yang tulus kepada saudara adalah bentuk sedekah. Artinya, hal-hal kecil yang membuat orang lain merasa dihargai dan diperhatikan juga merupakan bagian dari silaturahmi.
Selain itu, ajaran Islam juga menekankan pentingnya memperluas kebaikan melalui perbuatan nyata. Dalam salah satu Hadits Tentang Berbuat Baik Rasulullah SAW menyampaikan bahwa kebaikan itu membuka pintu rahmat Allah dan mempererat hubungan antarsesama. Maka, membantu keluarga, menolong teman, atau sekadar hadir untuk orang yang membutuhkan juga merupakan bentuk nyata dari silaturahmi.
Hadits Rasulullah SAW Tentang Keutamaan Silaturahmi
Rasulullah SAW banyak memberikan pesan atau hadits mengenai pentingnya menjaga silaturahmi. Beberapa hadits berikut bisa menjadi pengingat agar kita tidak pernah melupakan nilai-nilai persaudaraan:
1. Hadits Tentang Panjang Umur dan Luas Rezeki
Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Artinya: “Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menjalin silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa manfaat silaturahmi tidak hanya bersifat sosial, tapi juga spiritual dan duniawi. Allah memberi balasan nyata berupa umur panjang dan rezeki yang berkah bagi mereka yang menjaga hubungan baik dengan sesama.
2. Hadits Tentang Hubungan dengan Allah
Dalam hadits qudsi, Allah SWT berfirman:
قَالَ اللهُ تعالى: أَنَا اللهُ وَأَنَا الرَّحْمنُ, خَلَقْتُ الرَّحِمَ وَشَقَقْتُ لَهَا اسْمًا مِنْ اسْمِي فَمَنْ وَصَلَهَا وَصَلْتُهُ وَمَنْ قَطَعَهَا قَطَعْتُهُ
Artinya: “Aku adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan Aku Yang Maha Penyayang, Aku menciptakan rahim, dan Aku mengambilkan baginya satu nama dari nama-Ku. Maka barangsiapa yang menyambungnya niscaya Aku menyambung (hubungan dengan)nya dan barangsiapa yang memutuskannya niscaya Aku memutuskan (hubungan dengan)nya.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Bayangkan, Allah menyandingkan rahmat-Nya dengan silaturahmi. Artinya, memutus hubungan dengan sesama bisa menyebabkan terputusnya rahmat Allah.
3. Hadits Tentang Pahala Besar dari Silaturahmi
Rasulullah SAW bersabda:
وَعَنْ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ – رضي الله عنه – قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – – لَا يَدْخُلُ اَلْجَنَّةَ قَاطِعٌ – يَعْنِي: قَاطِعَ رَحِمٍ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Artinya: “Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Pesan ini cukup tegas, Islam melarang keras permusuhan, kebencian, dan saling menjauh tanpa alasan yang benar.
Apa Alasan Silaturahmi Diwajibkan Dalam Islam?
1. Mempererat Hubungan Keluarga
Keluarga adalah hubungan yang tidak bisa diputuskan. Bahkan, Rasulullah SAW menegaskan bahwa siapa yang memutuskan hubungan keluarga tanpa alasan yang dibenarkan, maka ia akan dijauhkan dari rahmat Allah. Dengan menjaga hubungan keluarga, seseorang membantu menjaga ikatan darah yang menjadi pondasi masyarakat yang kuat.
2. Mencegah Permusuhan dan Kebencian
Salah satu hikmah terbesar silaturahmi adalah menghilangkan dendam. Ketika seseorang memulai percakapan, meminta maaf, atau berkunjung kepada orang yang pernah berselisih dengannya, pintu maaf terbuka lebih lebar. Itu sebabnya Islam melarang memutuskan hubungan lebih dari tiga hari, karena akan memperpanjang permusuhan.
3. Membangun Keharmonisan Sosial
Hubungan sosial yang baik akan menciptakan masyarakat yang saling menolong. Silaturahmi membuat orang lebih peduli, lebih peka terhadap kebutuhan sesama, dan mudah bekerja sama. Inilah nilai yang sangat dijaga dalam Islam.
4. Mendatangkan Keberkahan Hidup
Sebagaimana dijelaskan dalam hadits, rezeki menjadi lebih berkah ketika seseorang menjaga silaturahmi. Banyak orang merasakan bahwa hubungan baik membuka pintu-pintu kemudahan seperti peluang usaha, bantuan moral, atau dukungan sosial.
Cara Menjaga Silaturahmi di Masa Sekarang
Silaturahmi tidak hanya berbentuk kunjungan fisik. Di era digital, bentuknya bisa lebih fleksibel dan tetap mendapatkan nilai kebaikan.
1. Menghubungi lewat pesan atau telepon
Sebuah pesan sederhana seperti “Apa kabar?” atau “Semoga sehat selalu” bisa sangat berarti bagi seseorang. Di zaman sekarang, pesan singkat ini menjadi bentuk perhatian yang praktis namun tetap terasa hangat.
2. Berkunjung ke rumah keluarga atau teman
Meski sibuk, meluangkan waktu untuk datang langsung akan memperkuat hubungan secara emosional. Kunjungan fisik memiliki nilai yang berbeda karena memperlihatkan kesungguhan dan niat baik.
3. Saling membantu dan mendukung
Memberikan bantuan finansial, tenaga, waktu, atau sekadar mendengarkan keluh kesah termasuk bentuk silaturahmi. Di masa sekarang, dukungan ini bukan hanya dalam bentuk materi, tetapi juga support mental seperti memberikan nasihat, motivasi, atau bahkan hanya menjadi tempat bercerita.
4. Menghadiri undangan
Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk memenuhi undangan walau sederhana, karena itu bagian dari memuliakan sesama. Menghadiri undangan seperti pernikahan, syukuran, acara keluarga, atau pertemuan kecil adalah cara menjaga kedekatan
5. Menghindari perkataan yang menyakitkan
Menjaga hubungan bukan hanya tentang berbuat baik, tapi juga menghindari hal-hal yang bisa menyakiti orang lain. Di era media sosial, ucapan bisa tersebar dan di salahartikan dengan cepat. Karena itu, menjaga tutur kata, baik secara langsung maupun melalui pesan digital adalah bagian penting dalam silaturahmi.
Hikmah Menurut Hadits Rasulullah SAW
1. Melapangkan Rezeki
Dalam hadits di sebutkan secara jelas bahwa silaturahmi adalah salah satu sebab rezeki menjadi luas. Rezeki di sini tidak hanya berupa uang, tapi juga peluang, dukungan, kesehatan, dan kebahagiaan.
2. Memanjangkan Usia
Ulama menjelaskan bahwa maksud hadits ini bukan berarti umur fisik bertambah dari takdir, tetapi seseorang yang menjaga silaturahmi akan memiliki hidup lebih bermakna, berkah, dan di jauhkan dari hal-hal yang memperpendek umur seperti stres atau permusuhan.
3. Mendatangkan Rahmat Allah
Silaturahmi membuat seseorang lebih dekat dengan rahmat Allah. Orang yang menyambung hubungan akan di jaga dari sifat egois dan sombong, serta lebih mudah mengendalikan hati.
4. Menenangkan Hati dan Pikiran
Ketika hubungan harmonis, hati menjadi lebih tenang. Tidak ada beban dendam, tidak ada kecanggungan sosial, dan hidup terasa lebih ringan.
5. Menambah Teman dan Dukungan Sosial
Rasulullah SAW mengajarkan bahwa seorang muslim itu bagaikan bangunan yang saling menguatkan. Dengan silaturahmi, seseorang tidak akan merasa sendirian dalam menjalani kehidupan.
Dampak Buruk dari Memutus Silaturahmi
Islam dengan tegas melarang memutus hubungan dengan sesama Muslim, apalagi dengan keluarga. Rasulullah SAW bersabda:
وَعَنْ أَبِي أَيُّوبَ – رضي الله عنه – أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: – لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثِ لَيَالٍ يَلْتَقِيَانِ, فَيُعْرِضُ هَذَا, وَيُعْرِضُ هَذَا, وَخَيْرُهُمَا اَلَّذِي يَبْدَأُ بِالسَّلَامِ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Artinya: “Tidak halal bagi muslim memutuskan persahabatan dengan saudaranya lebih dari tiga malam. Mereka bertemu, lalu seseorang berpaling dan lainnya juga berpaling. Yang paling baik di antara keduanya adalah yang memulai mengucapkan salam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Jika hubungan terputus karena kesalahpahaman, maka kita diperintahkan untuk segera memperbaikinya. Memutus silaturahmi bisa menyebabkan hati menjadi keras, jauh dari rahmat Allah, bahkan menimbulkan perpecahan di antara umat.














