Kumpulan Cara Meraih Keberkahan Hidup Menurut Kitab Suci Al-Qur’an dan Tokoh Besar Islam

Makna Keberkahan Hidup Yang Baik Menurut Al-Qur’an dan Nasihat Ulama

Motivasi Islami254 Dilihat
Believe In Allah

Setiap orang tentu ingin meraih keberkahan dalam hidup. Bukan hanya harta yang berlimpah, tapi juga hati yang tenang, keluarga yang damai, dan rezeki yang bermanfaat. Dalam Islam, keberkahan adalah nikmat besar yang sering kali tidak terlihat secara kasat mata, namun bisa dirasakan melalui ketentraman, kebahagiaan, dan kebaikan yang terus mengalir. Al-Qur’an banyak menyinggung tentang keberkahan, dan para tokoh Islam pun telah memberikan nasihat bagaimana cara mendapatkannya.

Meraih Keberkahan Dalam Hidup Dari Al-Qur’an

Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat Islam menjelaskan bahwa keberkahan bisa diraih melalui ketaatan dan ketakwaan kepada Allah. Keberkahan dalam hidup bukan hanya tentang banyaknya harta atau panjangnya umur, tetapi tentang rasa cukup, ketenangan hati, dan kemanfaatan hidup bagi orang lain. Dalam setiap ayat yang berbicara tentang berkah, Allah SWT selalu mengaitkannya dengan keimanan, ketakwaan, dan rasa syukur hamba-Nya.

Gathering Ramadhan

1. Takwa sebagai Sumber Keberkahan

Allah SWT berfirman dalam surah Al-A’raf ayat 96:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ ٱلْقُرَىٰٓ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوْا۟ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَٰتٍ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا۟ فَأَخَذْنَٰهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi…”

Ayat ini menegaskan bahwa keberkahan akan datang jika manusia beriman dan bertakwa. Jadi, bukan hanya kerja keras semata, tapi juga bagaimana kita menjaga hubungan dengan Allah. Ketakwaan menjadi kunci utama terbukanya pintu keberkahan, karena dengan takwa, seseorang akan berusaha menjalani hidup sesuai dengan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Berkah dari langit bisa berarti turunnya rahmat, rezeki, dan kemudahan, sementara berkah dari bumi bisa bermakna kesuburan, kesehatan, dan kehidupan yang makmur. Maka, semakin kuat ketakwaan seseorang, semakin luas pula keberkahan yang Allah limpahkan dalam setiap aspek kehidupannya, baik dalam urusan dunia maupun akhirat.

2. Syukur Membawa Keberkahan

Dalam surah Ibrahim ayat 7, Allah berfirman:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu…”

Syukur bukan sekadar ucapan “Alhamdulillah”, tapi bagaimana kita menggunakan nikmat Allah dengan cara yang baik. Orang yang bersyukur akan mendapatkan tambahan nikmat berupa keberkahan dalam hidupnya. Orang yang bersyukur akan mendapatkan tambahan nikmat berupa keberkahan dalam hidupnya. Rasa syukur yang tulus membuat hati tenang, hidup terasa ringan, dan rezeki menjadi penuh berkah.

Sebaliknya, keluh kesah dan ketidakpuasan dapat menutup pintu rezeki dan menghilangkan rasa nikmat dari apa yang telah dimiliki. Dengan bersyukur, seseorang tidak hanya diingatkan untuk menghargai nikmat yang ada, tetapi juga didorong untuk memanfaatkannya dengan benar, seperti berbagi dengan sesama, berbuat kebaikan, dan menjauhi sifat sombong. Inilah yang menjadikan syukur bukan sekadar bentuk ibadah hati, tetapi juga manifestasi nyata dalam perbuatan yang membawa keberkahan hidup. Baca Juga: Ayat Al Qur’an yang Memberi Motivasi Hidup dan Menenangkan Hati

Nasihat Tokoh Islam Tentang Keberkahan Hidup

Banyak ulama dan tokoh Islam yang menekankan pentingnya keberkahan dalam hidup. Berikut beberapa pandangan yang bisa kita ambil hikmahnya. Keberkahan, menurut para ulama, bukan hanya tentang bertambahnya nikmat, tetapi bagaimana nikmat itu membawa ketenangan, manfaat, dan kedekatan dengan Allah SWT. Dalam kehidupan sehari-hari, nasihat mereka menjadi pengingat agar kita selalu mencari berkah dalam setiap langkah, bukan sekadar mengejar hasil duniawi semata.

1. Imam Al-Ghazali: Berkah dari Ilmu yang Diamalkan

Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa ilmu tanpa amal hanya akan menjadi beban. Keberkahan ilmu datang ketika kita mengamalkannya, mengajarkannya, dan menyebarkannya untuk kebaikan umat. Jadi, bukan sekadar pintar, tapi bermanfaat. Menurut beliau, ilmu yang benar adalah ilmu yang menghidupkan hati dan memperbaiki akhlak, bukan sekadar menambah pengetahuan.

Imam Al-Ghazali juga menegaskan bahwa orang yang memiliki ilmu namun tidak mengamalkannya seperti pelita yang menerangi orang lain tapi membakar dirinya sendiri. Karena itu, setiap Muslim yang menuntut ilmu hendaknya meniatkannya untuk mencari ridha Allah, agar ilmu tersebut menjadi sumber keberkahan, baik bagi dirinya maupun orang di sekitarnya.

2. Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani: Keberkahan dalam Keikhlasan

Beliau menekankan bahwa amal yang ikhlas akan mendatangkan keberkahan. Ikhlas berarti melakukan sesuatu semata-mata karena Allah, bukan karena ingin dipuji. Meski kecil, amal yang ikhlas akan membawa dampak besar. Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani juga sering mengingatkan bahwa keikhlasan adalah ruh dari setiap ibadah. Tanpa ikhlas, amal sebesar apa pun akan kehilangan nilainya di sisi Allah. Keberkahan yang lahir dari keikhlasan menjadikan hati tenang, rezeki terasa cukup, dan hidup penuh cahaya.

Bahkan amal sederhana seperti memberi senyum, menolong orang lain, atau berzikir dengan tulus bisa menjadi sebab turunnya keberkahan yang melimpah. Inilah mengapa beliau mengajarkan agar setiap Muslim membersihkan niat sebelum berbuat, karena keberkahan sejati berawal dari hati yang ikhlas.

3. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah: Berkah dalam Waktu

Ibnu Qayyim pernah menjelaskan bahwa salah satu keberkahan yang paling nyata adalah keberkahan waktu. Ada orang yang sehari bisa melakukan banyak kebaikan, ada juga yang seharian terbuang tanpa manfaat. Semua tergantung bagaimana kita memanfaatkan waktu dengan ibadah dan amal shalih. Menurut beliau, waktu adalah modal utama kehidupan, dan siapa yang menyia-nyiakannya berarti kehilangan sumber keberkahan terbesar.

Orang yang di beri keberkahan waktu akan mampu menyelesaikan banyak hal dalam waktu singkat, karena Allah memberkati setiap detik yang ia gunakan dengan niat dan amal baik. Ibnu Qayyim juga mengingatkan bahwa keberkahan waktu bukan hanya soal produktivitas, tetapi juga tentang kualitas amal dan kedekatan hati kepada Allah. Ketika waktu di isi dengan zikir, doa, belajar, dan membantu sesama, maka hidup akan terasa ringan, penuh arah, dan bermakna.

Cara Praktis Meraih Keberkahan dalam Hidup

Selain dari Al-Qur’an dan nasihat ulama, ada beberapa cara praktis yang bisa kita lakukan sehari-hari untuk meraih keberkahan.

  • Menjaga shalat lima waktu → Shalat adalah sumber keberkahan karena ia menjaga hati tetap bersih.

  • Bersedekah walau sedikit → Rasulullah SAW mengajarkan bahwa sedekah tidak akan mengurangi harta, justru menambah keberkahan.

  • Berbuat baik kepada orang tua → Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua, dan doa mereka membawa keberkahan hidup.

  • Menjaga silaturahmi → Nabi SAW bersabda bahwa menyambung tali silaturahmi dapat memperluas rezeki dan memanjangkan umur.

  • Memperbanyak istighfar → Rasulullah SAW mencontohkan untuk selalu beristighfar setiap hari agar dosa-dosa di hapus dan keberkahan hidup di tambahkan.

Kisah-kisah para ulama juga mengajarkan bagaimana keberkahan hadir dalam kehidupan mereka. Imam Syafi’i, misalnya, meski hidup sederhana, ilmunya masih terus memberi manfaat hingga hari ini. Inilah bukti nyata bahwa keberkahan tidak selalu dalam bentuk materi, tapi dalam manfaat yang terus mengalir bahkan setelah meninggal dunia.

Keikhlasan dan ketulusan Imam Syafi’i dalam menuntut ilmu menjadikannya sosok yang di hormati di seluruh dunia Islam. Beliau tidak mengejar kekayaan atau kedudukan, melainkan mencari ridha Allah semata. Dari ketulusan itulah Allah memberikan keberkahan yang luar biasa, bukan hanya dalam ilmu dan tulisan-tulisannya, tetapi juga dalam keturunan dan murid-muridnya yang terus menyebarkan ajarannya.

Marhaban Ya Ramadhan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *