Tegasnya Pidato Prabowo di PBB, Indonesia Akan Akui Israel Jika Palestina Merdeka

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Indonesia pada Solusi Dua Negara Israel dan Palestina

Berita Islam43 Dilihat
Believe In Allah

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyampaikan pidato penting di hadapan dunia internasional dalam Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang digelar di Markas Besar PBB, New York, pada Senin, 22 September 2025. Dalam forum yang membahas penyelesaian konflik Palestina-Israel tersebut, Prabowo menegaskan sikap Indonesia yang konsisten mendukung kemerdekaan Palestina.

Namun, ada hal baru yang di sampaikannya yaitu Indonesia siap mengakui Israel jika negara itu terlebih dahulu mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Palestina. Pernyataan ini langsung menarik perhatian publik, baik di dalam negeri maupun internasional, karena di anggap membuka ruang baru dalam diplomasi Indonesia.

Gathering Ramadhan

Kehadiran Para Pemimpin Dunia

Pidato Presiden Prabowo di sampaikan dalam Konferensi Internasional Tingkat Tinggi untuk Penyelesaian Damai Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara. Acara ini di hadiri oleh sejumlah tokoh penting dunia, termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Fisal bin Farhan Al-Saud, serta berbagai perwakilan negara yang menjadi co-chairs konferensi.

Dalam kesempatan itu, Prabowo menyampaikan pesan tegas bahwa Indonesia selalu berada di garis depan dalam memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina. Menurutnya, kredibilitas PBB dan masyarakat internasional di pertaruhkan dalam mewujudkan solusi yang adil bagi Palestina.

“Kita harus menjamin berdirinya Negara Palestina. Namun, Indonesia juga menegaskan bahwa apabila Israel mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Palestina, maka Indonesia akan segera mengakui Israel dan mendukung seluruh jaminan keamanannya,” kata Prabowo dalam pidatonya yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Komitmen Indonesia pada Solusi Dua Negara

Dalam pidatonya, Prabowo menegaskan bahwa solusi dua negara adalah satu-satunya jalan menuju perdamaian di kawasan Timur Tengah. Indonesia, katanya, tidak hanya ingin melihat Palestina merdeka, tetapi juga memastikan bahwa Israel mendapatkan jaminan keamanan yang sah setelah mengakui hak-hak Palestina.

Lebih jauh, Prabowo menyoroti kondisi di Gaza. Ia menekankan bahwa penghentian perang dan kekerasan di wilayah tersebut harus menjadi prioritas utama dunia internasional. Indonesia, menurutnya, siap berperan aktif dalam proses perdamaian.

“Kami siap mengambil bagian dalam proses menuju perdamaian ini. Indonesia bersedia menyediakan pasukan penjaga perdamaian di bawah mandat PBB,” ujar Prabowo.

Pernyataan ini memperlihatkan kesiapan Indonesia untuk tidak hanya berperan secara diplomatis, tetapi juga secara nyata dalam menjaga perdamaian dunia.

Kritik dari Baitul Maqdis Institute

Meski pidato Prabowo menuai apresiasi karena menunjukkan diplomasi berani, tidak semua pihak menyambut positif pernyataan tersebut. Baitul Maqdis Institute, sebuah lembaga yang fokus pada isu Palestina, menilai sikap Prabowo terlalu tergesa-gesa.

Direktur Eksekutif Baitul Maqdis Institute, Pizaro Gozali Idrus, menilai bahwa pernyataan Prabowo terkait pengakuan terhadap Israel bisa menjadi blunder politik. Menurutnya, kebijakan luar negeri yang menyangkut isu fundamental seperti Palestina dan Israel seharusnya melibatkan konsultasi publik dan kajian mendalam sebelum di umumkan di forum internasional.

“Mandat konstitusi Indonesia jelas, yaitu menolak segala bentuk penjajahan. Karena itu, pengakuan terhadap Palestina tidak seharusnya di jadikan alat tawar untuk pada akhirnya mengakui penjajah, yakni Israel,” tegas Pizaro.

Indonesia dan Mandat Konstitusi

Konstitusi Indonesia melalui Pembukaan UUD 1945 menegaskan bahwa penjajahan di atas dunia harus di hapuskan. Inilah yang selama ini menjadi dasar kuat bagi politik luar negeri Indonesia dalam mendukung kemerdekaan Palestina. Oleh karena itu, sikap baru yang di sampaikan Presiden Prabowo di PBB menimbulkan perdebatan: apakah langkah tersebut sesuai dengan semangat konstitusi, atau justru berpotensi melemahkan posisi Indonesia yang selama ini konsisten menolak pengakuan terhadap Israel. Baca Juga Operasi Penegakan Syariat Islam Gabungan di Aceh Merazia Pakaian Yang Tidak Mencerminkan Muslim

Di sisi lain, sebagian kalangan menilai bahwa langkah Pidato Prabowo di PBB adalah bentuk realisme politik internasional. Dengan membuka peluang pengakuan Israel, Indonesia berusaha menekan Israel agar segera menghentikan penjajahan dan memberikan hak kemerdekaan bagi Palestina.

Marhaban Ya Ramadhan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *