Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Menuntut ilmu dalam Islam bukan sekadar aktivitas duniawi untuk mencari pekerjaan atau kedudukan, tapi juga termasuk bagian dari ibadah yang bernilai tinggi di sisi Allah SWT. Rasulullah SAW memberikan banyak penekanan tentang pentingnya ilmu, karena dengan ilmu seseorang bisa membedakan mana yang benar dan salah, serta menuntun hidup menuju jalan yang diridhai Allah. Ada beberapa riwayat hadits tentang menuntut ilmu dari Rasulullah SAW yang bisa kita hayati agar selalu semangat dan tidak pernah puas dalam mencari ilmu yang baik.
Menuntut Ilmu Adalah Perintah Langsung dari Allah SWT
Islam adalah agama yang sangat menghargai ilmu. Bukti paling nyata adalah turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW yang berbunyi “Iqra’” bacalah! (QS. Al-‘Alaq: 1).
ٱقْرَأْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ
Artinya: “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang menciptakan.”
Ayat ini menjadi simbol bahwa ilmu adalah fondasi kehidupan seorang Muslim. Dari sisi lain, menuntut ilmu bukan hanya untuk para ulama, tapi juga untuk setiap Muslim. Rasulullah SAW bersabda:
تَعَلَّمُوْاوَعَلِّمُوْاوَتَوَاضَعُوْالِمُعَلِّمِيْكُمْ وَلَيَلَوْا لِمُعَلِّمِيْكُمْ ( رَواهُ الطَّبْرَانِيْ)
Artinya: “Belajarlah kamu semua, dan mengajarlah kamu semua, dan hormatilah guru-gurumu, serta berlaku baiklah terhadap orang yang mengajarkanmu.” (H.R Tabrani).
Menuntut Ilmu Sebagai Jalan Menuju Surga
Salah satu keutamaan terbesar dalam menuntut ilmu adalah di janjikan jalan menuju surga bagi yang melakukannya. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ.
Artinya: “Barang siapa menelusuri jalan untuk mencari ilmu padanya, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).
Hadits ini bukan sekadar janji, tapi juga motivasi besar. Setiap langkah menuju majelis ilmu, setiap waktu yang di habiskan untuk membaca dan memahami ajaran Allah, semuanya bernilai ibadah. Bahkan, meskipun seseorang belum sempat mengamalkan semua ilmu yang di pelajari, niat tulusnya sudah dihitung sebagai pahala.
Menuntut Ilmu Mendatangkan Berkah dan Pahala Tanpa Batas
Dalam Islam, keberkahan ilmu datang ketika ilmu itu di gunakan untuk kebaikan dan di ajarkan kepada orang lain. Rasulullah SAW bersabda:
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Artinya: “Apabila anak Adam meninggal dunia maka terputus semua amalnya (tidak bisa lagi menambah pahala) kecuali 3 orang, yaitu shadaqah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan orang, atau anak shaleh yang mendoakan orangtuanya.” (HR. Muslim).
Dari hadits ini, bisa di pahami bahwa ilmu yang bermanfaat akan terus mengalirkan pahala meskipun seseorang telah meninggal dunia. Bayangkan, hanya dengan mengajarkan satu ilmu yang baik, misalnya cara shalat yang benar atau doa harian, kita bisa terus mendapat pahala tanpa batas waktu.
Menuntut Ilmu Dapat Mendatangkan Malaikat Untuk Melindungimu
Dari sisi lainnya, ada juga hadits tentang menuntut ilmu yang menjelaskan bahwa malaikat akan melindungi orang-orang yang sedang menuntut ilmu di jalan Allah SWT, Rasulullah SAW bersabda:
مَرْحَبًا بطالبِ الْعِلْمِ، طَالِبُ الْعِلْمِ لَتَحُفُّهُ الْمَلَائِكَةُ وَتُظِلُّهُ بِأَجْنِحَتِهَا، ثُمَّ يَرْكَبُ بَعْضُهُ بَعْضًا حَتَّى يَبْلُغُوا السَّمَاءَ الدُّنْيَا مِنْ حُبِّهِمْ لِمَا يَطْلُبُ
Artinya: “Selamat datang wahai penuntut ilmu. Sesungguhnya penutup ilmu benar-benar ditutupi para Malaikat dan dinaungi dengan sayap-sayapnya. Kemudian mereka saling bertumpuk-tumpuk hingga mencapai langit dunia (langit paling dekat dari bumi), karena kecintaan mereka (Malaikat) kepada ilmu yang dipelajarinya.” (Shahih: HR. Ath-Thabrani no. 7347 dalam Al-Mu’jam Al-Kabir).
Menuntut Ilmu Sebagai Cahaya dalam Kehidupan
Ilmu dalam pandangan Islam di ibaratkan sebagai cahaya. Tanpa ilmu, manusia akan mudah tersesat dalam kegelapan hawa nafsu dan kebodohan. Rasulullah SAW bersabda:
مَن يُرِدِ اللهُ به خيرًا يُفَقِّهْه في الدينِ
Artinya: “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, niscaya Allah akan jadikan ia faham dalam agama” (Muttafaqun ‘alaihi).
Artinya, ketika seseorang memiliki semangat menuntut ilmu agama, itu adalah tanda bahwa Allah sedang membuka jalan kebaikan baginya. Sebaliknya, orang yang malas belajar agama bisa saja terjebak dalam kebodohan dan kesesatan tanpa di sadari.
Keutamaan Mengajarkan Ilmu kepada Orang Lain
Selain menuntut ilmu, mengajarkannya kepada orang lain juga merupakan amal yang sangat besar pahalanya. Rasulullah SAW bersabda:
خيركم من تعلم القرآن وعلمه
Artinya: “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari).
Mengajarkan ilmu, sekecil apa pun, bisa menjadi amal jariyah yang tidak terputus. Bahkan berbagi pengetahuan sederhana, seperti mengajarkan doa kepada anak atau mengingatkan teman untuk shalat sudah termasuk dalam amalan yang di ridai Allah SWT. Baca juga artikel tentang hadits dan sunnah seperti https://suaramanbausunnah.com/kumpulan-hadits-tentang-senyum-ekspresi-kebahagiaan-yang-bernilai-pahala-dalam-islam/ hanya di Suara Manbau Sunnah.
Menuntut Ilmu Dunia dan Akhirat Secara Seimbang
Dalam Islam, ilmu tidak terbatas pada urusan agama saja. Ilmu dunia seperti sains, kedokteran, ekonomi, dan teknologi juga bernilai ibadah bila diniatkan untuk kemaslahatan umat. Ulama besar seperti Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, dan Al-Farabi adalah contoh nyata bagaimana ilmu dunia dan akhirat bisa berjalan seimbang.
Kita di anjurkan untuk menuntut ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan, baik di dunia maupun di akhirat. Dengan begitu, hadits tentang menuntut ilmu tidak hanya menjadi sumber pengetahuan, tapi juga jalan menuju keberkahan dan kemuliaan. Menuntut ilmu dalam Islam bukan sekadar proses belajar, tapi sebuah perjalanan spiritual menuju ridha Allah. Setiap langkah menuju majelis ilmu dicatat sebagai ibadah, setiap kata yang di pelajari bernilai pahala, dan setiap ilmu yang di bagikan menjadi sedekah jariyah.